Beberapa bulan yang lalu, di tahun 2018 ini, saya melakukan perjalanan menggunakan transportasi udara, berdua saja bersama si kecil, ini kedua kalinya Emil ( 2,5 th ) bepergian menggunakan pesawat setelah sebelumnya dia merasakan rasanya naik pesawat pertama kali di usianya yang menjelang 1 tahun.
Lalu lebih khawatir mana, membawa anak usia 10 bulan atau 2,5 tahun ?
Sama khawatirnya, tapi kali ini saya ingin menceritakan satu persatu dulu , pengalaman pertama adalah ketika saya membawa si bocah yang masih berusia 10 bulan untuk mudik pulang ke kampung halaman di Balikpapan.
Baca juga : Kembali Pulang Dengan Traveloka
Dari rumah menuju Bandara Juanda, kami menggunakan taksi, walaupun jarak tempuh ke bandara terhitung dekat sekitar 30 menit dengan kecepatan normal dan tanpa macet, kami memutuskan untuk berangkat lebih awal.
Khawatir gak, pertama kali terbang dengan si kecil ?
Khawatir sih, namun porsinya kecil, karena saya bepergian bersama pak suami dan adik saya, kebetulan juga saya masih menyusui sehingga kalau Emil perlu menyusu ( ASI ) tinggal saya sodorkan tanpa ada perasaan gak enak hati sama penumpang kanan kiri atau kalau misal rewel karena mulai tidak nyaman, ada banyak tenaga yang bisa diperbantukan.
Setelah melakukan check-in, kami lalu masuk ke dalam ruang tunggu, Emil mulai sedikit rewel, mungkin karena bosan dan masih nagih mencoba sensasi berjalan dengan kakinya sendiri, si kecil enggan dipangku – kami tidak pakai stroller – kami pun akhirnya bergantian mentetah dan menggendongnya untuk mengeksplore seluruh ruang yang nampak baru baginya.
Ruang tunggu bandara semakin lama makin ramai dengan para penumpang yang menunggu panggilan, dalam hati saya masih berharap dan berdoa semoga Emil tidak rewel, lancar selama penerbangan.
Tak lama tibalah giliran kami, panggilan untuk naik kedalam pesawat yang akan membawa kami terbang, pulang ke kampung halaman.
Berjalan di garbarata lalu masuk kedalam pesawat, Emil diam saja tanpa rewel dan memberontak, bibirnya terkatup mengoceh pun tidak, tapi indra tubuhnya yang lain terlihat penuh rasa penasaran, tangannya selalu berusaha menggapai gapai barang yang tampak terlihat menarik di depannya dan matanya menyapu seluruh isi kabin dalam pesawat.
Ketika pramugari memberikan pelampung keselamatan serta sabuk pengaman tambahan khusus balita, yang dikaitkan dengan sabuk pengaman dewasa, Emil pun hanya diam saja, lebih tertarik untuk menarik keranjang dan beberapa majalah yang berada di belakang kursi penumpang, daripada menarik narik sabuk yang sudah terkait rapi di pinggangnya.
Kami bertiga jadi sibuk berusaha agar Emil tidak menarik lalu merobek majalah tersebut.
Namun kekhawatiran saya belum selesai, pesawat belum lepas landas, karena biasanya bayi mulai merasakan ketidaknyamanan karena perubahan tekanan udara dalam kabin pesawat, bisa jadi saat itu bayi akan rewel, untuk mengantisipasiya, saya siapkan beberapa camilan, kancing depan kemeja baju sudah saya longgarkan , agar ketika Emil rewel bisa langsung ‘hap’ tanpa ribet.
Saya sudah siap jika memang Emil akan rewel selama penerbangan.
Ternyata, pelan kekhawatiran saya hilang, karena tepat ketika roda pesawat bergerak dan perlahan mulai bersiap akan take off di landasan pacu, terlihat mata si bocah terasa berat, kepalanya sedikit tertunduk dan langsung tertidur lelap, padahal beberapa menit yang lalu Emil cukup aktif dan membuat kami sedikit kewalahan.
Baca juga : Ibu Hamil Traveling
Puji syukur Alhamdulilah, Emil tertidur dan terbangun tepat ketika ban roda pesawat menyentuh landasan dan mendarat sempurna di bandara tujuan.

Baca juga : Pengalaman Naik Pesawat dengan Balita 2,5 Tahun
Tips Nyaman dan Aman Membawa Balita Naik Pesawat
Berikut ini tips saya ketika membawa atau mengajak anak khususnya bayi naik pesawat dengan jarak tempuh penerbangan yang singkat ( 2 jam ) untuk pertama kalinya, semoga bermanfaat ya.
- Pastikan kondisi anak sehat, tidak sedang sakit.
- Jika mempunyai budget lebih utamakan memilih maskapai Full Service
- Pilih jadwal keberangkatan di waktu-waktu ternyaman bayi, ketika jam tidur siang atau malam hari, dengan begitu si kecil bisa tidur tenang dalam pesawat.
- Berangkat ke bandara lebih awal selain si kecil bisa mempunyai cukup waktu untuk mengenal lingkungan bandara, kita juga bisa mempunyai cukup waktu untuk melakukan check-in, agar tidak grusa -grusu karena mepet waktu yang mengakibatkan stres apalagi sampai berpengaruh ke anak / bayi.
- Sebelum keberangkatan, beri makan / minum secukupnya untuk menghindari dehidrasi dan mengurangi rewel karena lapar / haus.
- Pisahkan barang bawaan bayi ( tisu basah, selimut, surat/ buku catatan kesehatan bayi, gendongan bayi, popok atau baju ganti ) dengan barang bawaan lainnya, agar memudahkan ketika diperlukan secara cepat, tas sebaiknya jenis ransel.
- Ketika di ruang tunggu, ajak anak bermain atau biarkan anak mengekplor segala sesuatu yang ada di sekitarnya, agar bayi lelah dan bisa tertidur di pesawat.
- Bawa mainan seperlunya, untuk menghibur bayi ketika di dalam pesawat.
- Pilih duduk di sisi lorong, agar memudahkan keluar masuk dan tidak megganggu penumpang lainnya ketika hendak mengurus bayi.
- Kenakan pakaian hangat dan hindari semburan langsung hawa dari AC pesawat ke kulit bayi.
- Segera susui bayi ketika pesawat akan lepas landas untuk menghindari tekanan udara yang biasanya menimbulkan nyeri pada telinga, pakaikan ear muff ( penutup telinga ) jika punya, untuk menghindari suara bising mesin pesawat yang juga bisa mengganggu telinga bayi yang masih sensitif.
- Tidak perlu terburu buru ketika akan naik atau turun dari pesawat.
- Berdoa, selalu sabar dan jaga keselamatan anak.
Bagaimana dengan kalian ? jika punya tips atau punya pengalaman yang seru terbang bareng anak, boleh banget komen di bawah ya.
Terimakasih sudah membaca.
setuju banget sama tips di atas. aku terakhir bawa anak naik pesawat pas umurnya 8 bulan. sudah mulai cranky kalau harus nunggu lama.
nah itu dia kalau udah begitu, jadi ujianlah buat emaknya :), terimakasih sdh mampir y mb
Pengalaman dan tips yg bermanfaat… Thanks ceritanya mbak. Salam kenal. Salam blogger 🙂
salam kenal mas, terimakasih sudah berkunjung di blog saya 🙂
Agustus nanti aku mau bawa bayi pake pesawat. Duh jd deg degan, apalagi jam terbang nya bukan pas jam tidur bayi. Ahaha
hahaaha..ndak papa mb bissmilah 🙂