Kalau diingat ingat terakhir kali saya menggunakan ransel untuk bepergian itu ketika kondisi saya masih belum menikah dan masih bekerja sebagai karyawan, di pikiran saya saat itu hanya libur kerja kapan? mau kemana? tiket murah, ada gak?
Ya begitulah, masa-masa jomblo yang penuh kesendirian, solo traveling pun rasanya oke aja, yang penting liburan dan hiburan, angkat ransel hayuklah.
Tapi sejak menikah dan punya anak cilik, apalagi kalau udah bepergian kok rasanya ransel jadi gak cukup ya buat membawa segala kebutuhan.
Dan saya pun jadi rewel dan ribet sendiri, apa lagi keperluan bayi gak cuman celana dan baju aja, printilan pendukung juga perlu dibawa.
Karena alasan itulah, ketika mudik tahun lalu ( th 2016 ), kami membeli kopor besar agar masuk semua keperluan kami semua, praktis tinggal masuk bagasi pesawat, kalau sudah sampai tujuan tinggal seret aja itu koper, praktis gak ribet.
Hingga suatu hari, kami melakukan sebuah perjalanan lagi.
Kali ini kami membuat kesalahan fatal, yah lebih tepatnya merepotkan, akibat salah perhitungan, kami lupa bahwa tranportasi yang kami gunakan tidak langsung ‘njujuk’ pada tujuan, hal itulah yang membuat kami lelah.
Ceritanya di sini ( klik )
karena berdasar pengalaman yang kami rasakan tersebut, membawa kopor besar sangat merepotkan bagi kami, yang menggunakan transportasi manual.
Manual disini maksudnya, kami naik transportasi yang gak langsung menuju tempat tujuan, kami harus naik becak , taksi lalu kereta api, disambung lagi menggunakan kapal penyeberangan (feri), belum lagi kami harus berlari / berjalan cepat, naik dan turun tangga sambil menggendong anak.
Baca juga : ( klik )
Pak suami juga gak mau lagi kejadian terulang, seperti mengangkat kopor besar dan berat di bahunya, harus bergerak lincah diantara himpitan kendaraan yang mengepulkan gas karbon, menyeret koper di jalanan yang gak rata dan beraspal, itu menyusahkan sekali sist.
Sangat tidak praktis dan kali ini kami berusaha ingin se-simple mungkin, kebetulan si bocah sudah balita, tidak terlalu banyak printilan yang dibawa.
Untuk beberapa kondisi, memang menggunakan ransel lebih nyaman dibanding kopor.
Jadi saya memutuskan, untuk perjalanan selanjutnya kami akan menggunakan ransel, tapi karena beberapa ransel yang saya punya saya tinggal di rumah orang tua yang berkilo-kilometer jauhnya, maka saya putuskan untuk mencari tas ransel baru.
Munculah petuah pak suami.
“ kalau mau beli ransel, cari sekalian buat investasi yang bisa dipakai terus dan pilih warna yang cocok, jadi aku bisa pakai kalau misal kamu kecapekan nanti bawa ranselnya “
Oke lah, saya pun mulai mencari segala info mengenai tas ransel yang mungkin cocok buat saya dari segi harga, model, ukuran dan merek.
Berikut beberapa hal yang saya siapkan sebelum membeli tas ransel.
- Budget
Kalau budget tergantung dompet masing-masing yah, membeli tas ransel/backpack/keril bisa jadi makan budget hingga 1 jutaan lebih, namun karena budget saya terbatas saya siapkan budget sekitar Rp.400.000 – Rp.500.000, harga yang cukup lah buat saya yang berprofesi sebagai IRT, dengan intensitas melancongnya yang gak sering, selain itu juga mencegah agar gak merambah ke pos keuangan lainnya.
- Tentukan tujuan.
Tujuan saya membeli tas adalah untuk travelling / bepergian dengan waktu singkat ( 2-3 hari ) dan tidak banyak berjalan kaki, namun harus lincah bergerak kesana kemari, maka saya memilih ukuran tas yang tidak terlalu besar, apalagi saya juga membawa balita ( 3 th ), sebisa mungkin punggung saya cukup nyaman dan tidak terbebani dengan berat yang berlebih.
- Merek ( PASTIKAN YANG ASLI )
Karena budget saya terbatas, maka saya memilih merek lokal yang sudah punya nama dan terbukti kwalitasnya seperti Eiger, Avtech, Consina dll atau jika punya budget lebih gak masalah kok memilih jenis merek internasional yang sudah punya nama seperti Deuter, Rei, Osprey, Jack Wolfskin dll
Tidak membeli yang tiruan apalagi tergiur harga yang sangat murah, karena bisa sangat fatal, bahan tidak kuat dan rentan jebol parah. dulu ketika kuliah dengan minimnya pengetahuan dan isi dompet, saya pernah membeli tas semi keril dengan harga Rp.100.000 an saja, namun beberapa minggu tas tersebut sudah jebol.
Berbeda sekali dengan tas yang saya punya dengan merek yang sama, namun asli dengan harga 5x lipat dari yang tiruan, sampai sekarang pun tetap kuat, padahal sudah naik turun gunung berkali-kali, terkena hujan, tanah basah dan beban yang cukup berat.
- Kapasitas sesuai kebutuhan.
Pastikan kapasitas sesuai dengan kemampuan kalian. Kalau dari sudut pandang wanita , menurut saya 25 L sudah cukup banget kok buat traveling pendek, kalau merasa fisik cukup kuat bisa pilih 30 L, bagi saya lagi ukuran ini sudah cukup maksimal dan sudah bisa sekalian untuk nanjak.

Setelah budget dan gambaran tas yang ingin saya beli siap, saya pun pergi menuju toko yang menyediakan perlengkapan outdoor.
Kali ini toko outdoor yang saya tuju adalah Eiger Adventure yang terletak di Mall Sun City Sidoarjo.
Saya memilih membeli langsung karena selain bisa mencoba, juga dapat merasakan bahan dan jahitan dari tas tersebut untuk mengetahui kualitasnya, seperti resleting, tali serut atau stopernya harus kuat dan tebal, karena itu sangat menentukan usia tas.
Bagi saya memilih tas khususnya tas ransel itu, seperti memilih pasangan hidup, boleh cakep dan mapan tapi kalo hati gak sayang, gak cocok bagaimana bisa berjalan beriringan.
Jangan Malu Untuk Mencobanya
Cukup lama saya memilah dan memilih tas yang sesuai untuk menemani perjalanan saya, karena saya mencari yang sesuai dengan postur tubuh saya, model, budget dan cocok di hati.
Oh iya ketika hendak memilih tas khususnya ransel jangan malu untuk untuk mencoba dan mematut di depan kaca, pastikan tinggi tas nantinya tidak mengganggu pergerakan leher apalagi ketika mendongak.
Ah bisa susah sendiri kalau leher kalian gak leluasa bergerak karena terbentur tinggi tas.
Kalau perlu mintalah penjaga toko untuk memasukan beberapa barang, lalu cobalah dengan berjalan, gak perlu jauh cukup di area toko saja, sehingga kita mendapatkan gambaran berat dan rasa yang akan dibebankan di punggung kita.
Pilih Yang Benar-Benar Sesuai
Banyaknya merek tas yang beredar di pasaran membuat kita harus bijak untuk memilih, pilihlah yang sesuai kebutuhan dan cocok dengan kita, jangan terburu buru memilih tas, pastikan tas terasa pas dan nyaman, serta tidak terasa berat dalam kondisi kosong , kasihan punggungnya sist, tas kosong saja sudah berat apalagi kalau sudah terisi segala kebutuhan kita. ah perjalanan semakin berat dan gak mengasyikan karena serangan encok mendadak.
Mempunyai Strap Depan ( dada dan pingul )
Khusus untuk wanita pilih strap bagian dada sedikit lebih tinggi, sehingga tidak menekan bagian payudara.
Ketersediaan Kantong Yang Cukup
Saya senang kalau tas dengan ketersedian kantong yang cukup, kantong / slot tas membuat kita mudah melakukan pembagian jenis barang, seperti untuk menyimpan p3k , dokumen, air minum sehingga sewaktu waktu diperlukan cepat, bisa mudah untuk diambil, tanpa harus membongkar isi tas.
Jika suka berkegiatan di luar ruangan pastikan juga tas memiliki slot di bagian bawah, biasanya slot ini sebagai tempat menyimpan cover bag yang sewaktu-waktu bisa di keluarkan ketika terkena hujan tiba-tiba.
Memiliki Frame
Jika berencana membawa barang berat / mengantisipasi membawa bawaan berat, ada baiknya memilih tas yang mempunyai frame di bagian punggung, untuk beberapa merek tas, frame ini membuat tas menjadi sedikit lebih berat dalam keadaan kosong. namun biasanya tas dengan frame membuat beban terbagi rata di badan kita.
Pada akhirnya pilihan saya jatuh kepada tas punggung Eiger jenis rucksack 25 L.
Kenapa saya memilih jenis tas ini, nanti saya sedikit review di postingan selanjutnya ya, oh iya sedikit info ternyata tas ini bisa muat baju saya dan baju si bocah, termasuk alas ompolnya, maklum si bocah lagi tahap potty training.
Terimakasih sudah membaca , semoga bermanfaat. Jika ada tambahan tipsnya, boleh banget lho komen di bawah sini. 🙂
Tas ransel untuk travelling pake merk lokal aja sudah cukup bagus ya
kalo menurut saya sudah cukup bagus, semua merek punya kekurangan dan kelbihannya, kembali ke budget dan kenyamanan tiap orang. hehe..:)
Aku malah selalu pake koper gede mba. Hak kuat ngegembloknya mba klo pake ransel.
ga papa mba,pakai koper atau ransel yang penting tetap nyaman dan sesuai kondisi hehe..:)
Dulu waktu anak-anak masih kecil dan suka jalan dengan kendaraan umum aku pilih pakai ransel yang besar. Tapi suami sih yang bagian bawa ransel. Sementara aku nggendong anak dan nggandeng kakaknya. Tapi kalau sekarang ransel bakal nggak muat karena anak-anak sudah ada remaja. Satu koper lebih efektif.
makasih sharingnya