Melihat Emil ( 3 th ) tiba –tiba berlari masuk ke dalam kamar, lalu berlindung di bawah tenda buatan, karena mendengar bunyi hujan yang turun tiba-tiba dengan derasnya, membuat saya tercetus ide menuliskan pengalaman ketika pertama kali anak diajak bermain hujan bareng si bapak..
Saat itu usia Emil sekitar 19 bulan, kota kami hampir setiap siang menjelang sore selalu diguyur hujan, si bapak yaitu pak suami, sedang memandangi hujan yang deras membasahi halaman depan rumah, dari balik teralis jendela.
Tumpahan air hujan yang jatuh ke tanah dan membasahi rumput, menimbulkan aroma khas wangi hujan, pohon mangga seberang rumah terlihat bergerak lembut tertiup angin, tanpa petir yang menyambar atau suara gemuruh yang menakutkan.
Hujan deras yang menyenangkan.
“ wih derasnya.. asik ini kalau main hujan “
Saya hanya diam saja, menyeruput teh hangat, sambil mendengarkan pak suami bercerita masa kanak-kanaknya, termasuk cerita nostalgia ketika pulang dari kampus dengan berhujan-hujan ria bersama kawannya
Sampai tiba-tiba.
“ Yok Emil kita main hujan “
” HEEE!! mandi hujan, Pak ?! “
Karena ini adalah hujan pertama yang disaksikan Emil, timbulah rasa khawatir dan ingin melarang, tapi saya juga ingin mengakrabkan Emil terhadap hujan, duh gimana ya?.
“ gak usah lah pak, takut sakit Emil nanti“
Kekhawatiran saya masih lebih besar sehingga mencoba bernegosiasi, lagi.
“ Nanti kalo sakit kan repot, apa lagi kita cuman berdua aja lho ini “
“Inshallah gak papa, air hujan kali ini beda sama kemarin, derasnya juga enak “
Emil yang saat itu belum bisa mengungkapkan pendapat, pasrah diangkat untuk berganti pakaian, berbaju tipis, celana pendek tanpa diapers dan sepatu karet warna cerah yang masih nampak sedikit kebesaran di kakinya.
“ Emil mandi air hujan yok sama bapak “
Saya pun akhirnya membiarkan, Bissmilah.
Setelah semua siap pak suami pun mengajak Emil bermain hujan, akhirnya saya pun ikut ber hujan-hujan ria sambil mengawasi mereka, dengan rok panjang yang dijinjing sampai lutut, tangan yang repot memegang payung besar dan kamera hp yang siap mengabadikan momen istimewa.
Saya masih khawatir, mulut gak berhentinya berucap kata.
“ Hati hati..sebentar aja ya..main di dekat sini aja..”
Saya pun mengekor di belakang pak suami dan bocah yang asik bermain di jalanan depan rumah.
Melihat si anak riang berlari-larian dan terlihat baik-baik saja , saya jadi ikutan senang, apalagi melihat wajah si bocah yang sudah kuyup tapi tetap bungah penuh rasa keheranan dan penasaran.
Semua benda yang dijumpainya dipegang, rumput, daun, ranting, hingga berkecipak cipuk di genangan air, Emil berteriak kesenangan dan si bapak bertepuk tangan.
” Yeeeey..sini Mil..sini “
Sedangkan saya.
“ Stop..stop..berhenti..photo dulu “
Ah tetap lah mamak ini, diantara rasa khawatir, tidak bisa tidak mengabadikan moment kebersamaan ayah dan anak bermain hujan.
Kapan lagi ya kan.
Tips Mengajak Balita Bermain Hujan
- Pastikan kondisi anak sehat dan fit, tidak sedang sakit atau habis sakit / tahap penyembuhan.
- Patikan air hujan aman, bukan hujan disertai petir atau berangin kencang / badai dan bukan hujan gerimis.
- Sebelum anak bermain hujan, guyur kaki anak dengan air suhu biasa, agar tidak kaget dan menghindari perubahan suhu yang mendadak.
- Pastikan kondisi perut anak tidak sedang kosong.
- Pakaikan alas kaki yang nyaman ketika anak bermain hujan, ini menghindari terkena benda tajam / serangga di dalam genangan air.
- Hindari air hujan pertama kali turun, tunggu beberapa saat karena biasanya air hujan pertama membawa kotoran / penyakit.
- Jangan terlalu lama bermain air hujan.
- Selesai bermain hujan, mandikan anak dengan air bersih suhu biasa / suam kuku dari kepala hingga kaki sampai benar-benar bersih.
- Segera keringkan badan anak, lalu balur seluruh badan dengan minyak telon / kayu putih sampai telapak kaki.
- Pakaikan baju yang kering.
- Minumkan air hangat / teh / susu hangat,lalu beri makan.
Efek Pertama Kali Setelah Anak Bermain Hujan
Ini efek samping yang ditimbulkan setelah Emil ( 19 bulan ) bermain hujan untuk pertama kalinya, yaitu keesokan harinya suhu tubuh Emil menghangat, tapi tidak sampai demam, sehingga saya tidak memberikan obat penurun panas apapun, karena anak masih bisa beraktifitas seperti biasa.
Yang saya lakukan adalah :
- Mengistirahatkan anak di rumah, sebisa mungkin hindari kegiatan yang berlebihan.
- Beri asupan makanan dan minuman yang bergizi.
Alhamdulilah, hari selanjutnya suhu badan Emil kembali normal.
Begitulah, pengalaman saya ketika mengajak Emil untuk pertama kalinya bermain hujan, dan saat ini si bocah ( 3 th ) bersenandung lagu hujan di dalam tendanya.
Jika Anak Tidak Bisa Terkena Air Hujan, Bagaimana?
Oh iya, kalau si anak memang mempunyai riwayat tidak bisa terkena air hujan, menurut saya jangan terlalu dipaksakan.
Dan menurut saya lagi, masih bisa kok bermain hujan dan tetap menyenangkan, tentunya dengan berpakaian lengkap mengenakan jas hujan dan sepatu bot yang nyaman.
Lalu ajak anak bercerita, bermain putar payung warna warni dan mendengarkan suara hujan sambil mengulurkan tangan, agar bersentuhan langsung dengan air hujan.
So sweet ya.
Semoga bermanfaat, terimakasih sudah membaca.
Wah idenya mbak..ha ha ha…saya nggak bakalan berani. Tiap kena hujan pasti sakit kepala. Gimana lagi mau ajak anak ya….
Salut deh mbak berani ajak anaknya walau besoknya kena demam ya. Kalau disini anak2 suka main setelah hujannya, dipakein jaket sama boots.
Bermain setelah hujan reda asik juga mba,, yang penting aman anak anak senang hihihi 🙂
wah main air hujan itu asyik, kebayang aku dulu kalau hujan ke sawah cari belut dan aku juga membiarkan anak2 main hujan2an
memang mengasyikan main hujan itu ya mba, ada cerita tersendiri ketika hujan turun dan bermain di bawah guyurannya 🙂