Cuti di mulai, lupakan rutinitas biasa mari melakukan hal yang luar biasa. Pulang kerja langsung pulang itu hal biasa kalo pulang kerja langsung ke bandara mengejar penerbangan selanjutnya itu awesome! Tas ransel sudah siap, tas selempang kecil berisi surat penting dan uang juga sudah siap, sengaja memilih ransel dari pada koper biar enak kalo di bawa kemana mana, mau guling guling kek mau lari lari kek nempel aja kayak perangko dan kedua tangan pun melenggang bebas..la la la
Mari Duduk Manis
Tidak pernah seantusias ini setelah 2 tahun lamanya di pendam untuk melancong. Saatnya melancong dengan destinasi dan rute yang sudah di siapkan jauh jauh hari seperti – kamu hendak kemana? Saya mau tamasya keliling keliling kota hendak melihat lihat keramaian yang ada –
Oke Jadi sore itu saya sudah duduk manis di ruang tunggu bandara, memicing micing kan mata melihat jadwal dan nomor gate, depan bangku saya kosong kiri kanan juga tak banyak orang, ya iyalah ini bukan weekend. Makanya ruang tunggu Bandara Sepinggan sedikit lenggang. tak butuh waktu lama saya duduk di ruang tunggu, ternyata pesawat sudah datang saya tengok jam tangan memang ontime penerbangan 17.25 tapi penumpang sudah boarding 20 menit sebelum terbang.wohooo..senyum terus mengembang..melancong..melancong.
Naik kedalam pesawat, walaupun kursi saya harusnya di tengah saya selalu mengambil kursi di dekat jendela, selama belum ada yang menempati, gak masalah. Karena saya suka liat keluar jendela melihat sayap pesawat mengembang dan miring miring :p.
Senyum terus mengembang sampai 2 orang ibu ibu datang dan membawa aroma tipis tipis makanan seperti rendang dan sayur buncis, semakin membuat saya mengernyitkan alis. lalu tak lama beberapa orang lainnya mulai banyak yang masuk dan muncullah aroma baru, o..ow bau Durian!. bau yang sangat sangat tidak saya suka, bikin pusing kepala.
Ibu ibu sebelah dengan aroma rendang tipis tipis dengan bawaan yang banyak ngotot kepada pramugari membawa semua barang bawaannya di letakkan di kaki, padahal bagasi atas masih ada ruang. Sedangkan pramugari yang lainnya mengendus endus setiap bagasi karena mencium aroma Durian, tapi sayangnya walaupun petugas bandara di panggil tetap saja sumber aroma itu tak diketemukan, penumpang mana yang mau ngaku coba.
Dan sukses nya adalah saya mulai berasa pusing, tangan saya berusaha mencari cari kantung muntah yang biasanya di letakkan di saku saku kursi penumpang, sayangnya tidak ada. sedangkan kepala sudah mulai berat di tambah aroma Durian yang makin menusuk. dengan hidung sudah di oles minyak kayu putih untuk menetralisir aroma, saya tarik napas dalam dalam , tangan saya angkat kearah pramugari yang masih mengendus endus bagasi “mbak saya minta kantung muntah sekarang”, dua kantung muntah sudah ada ditangan, pesawat take off selang beberapa menit dan Hoeek..byoor.. saya muntah sebanyak 3 kali setiap beberapa menit. Untung botol minum saya pegang tidak saya masukan tas ransel begitu juga minyak angin.
OOHHH..DUREN..! kamu memang istimewa, ikut naik penerbangan udara
“iya mbak sepertinya ada yang bawa kue duren kedalam bagasi pesawat” jawab sang pramugari pesawat berwarna dasar hijau tersebut ketika pesawat telah landing
kenapa masih bisa lolos, padahal waktu tiket masih berupa buku kecil panjang (entah tahun 90 an kayaknya) ada di jelaskan bagaimana peraturan barang bawaan penumpang , memperlakukan bayi, orang tua dan orang cacat.
Dan bodohnya harusnya saya harus memprovokasi diri saya untuk tidak menerima hal tersebut, turun dari pesawat kek, minta penerbangan lain atau memprovokasi awak pesawat agar tidak menerbangkan pesawat sampai barang beraroma aduhai itu di ketemukan, biarkan saja biar para penumpang semakin tidak nyaman.
ah sudah lah saya pusing Hoeek..Byoor