Menapak Mahameru


“Aku ingin mendaki ke puncak puncak gunung tertinggi, meluncur di lembah , padang dan gurun. Aku ingin mengenal orang yang berbeda dengan berbagai rupa dan bahasa. Tinggal bersama mereka dan menghirup segala pengalaman yang ku dapat. Mengabadikannya dalam bingkai, merangkainya dalam cerita. Bebas bernyawa”

Berlari di sabana stepa, terbang lalu terjun bebas menyelam di kedalaman samudra

Tanjakan Cinta.

tanjakan

Biasanya para pendaki atau yang pernah ke Semeru mengetahui tanjakan ini..tanjakan ini namanya Tanjakan Cinta. entah mengapa di namai tanjakan cinta tapi semua para pendaki yang ingin naik ke Gunung Semeru sebelum melewati oro-oro ombo dan kali mati mereka pasti melewati tanjakan ini. memang tanjakan ini tidaklah terlalu tinggi bila dilihat dari seberang Ranukumbolo. namun bila telah menaikinya sungguh amat lah melelahkan dan berdebu.

Puncak tertinggi pertamaku 3676 mdpl setelah sebelumnya Gn.Arjuno, Gn.Welirang dan Gn. Bromo 😀

upacara 17 agustus – mahameru

Sebelum melakukan pendakian dan melaksanakan upacara di puncak Mahameru kami semua berkumpul. walaupun kami tidak pernah bertemu sebelumnya namun rasa hangat kekeluargaan terjalin di sini. kami memprsiapkan segala sesuatu untuk melaksanakan jalannya upacara di puncak Mahameru mulai pengibar hingga protokoler yang terencana. sesuai jadwal kami mulai melakukan pendakian pada pukul 01 dini hari. berbekal senter, baju hangat dan beberapa ransum dan alat yang terpacking rapi dalam backpack, kami pun merambat perlahan di gunungan pasir yang tinggi. kami semua menyalakan senter masing masing. sinar senter dari para pendaki seperti kerlap kerlip kunang kunang yang berjejer rapi membentuk garis vertikal miring keatas. kami semua berjalan pelan. hembusan dingin dengan kaki kaki kami yang terbenam dalam pasir semeru sedikit menghambat perjalanan naik kepuncak. beberapa kawan kami menganjurkan agar jangan melangkah sedikit lalu diam, tapi melangkahlah terus kira kira 5-10 langkah agar kaki tidak terlalu terbenam turun terlalu jauh- jangan minum terlalu banyak air putih karena membuat badan kita lemas.

target waktu kita mendaki sampai pada pukul 8 pagi lalu kita melaksanakan upacara di puncak. kami semua saling berjabat tangan ketika sampai puncak.setelah melaksanakan upacara yang khidmat dan mengambil beberapa gambar. pukul 10 pagi kita diharuskan turun karena asap belerang pada waktu tersebut sudah mengarah turun dan bisa saja membahayakan para pendaki.

Puncak semeru/Mahameru-

Bersama keluarga HIMAPASTI dan seorang kawan kecil kami yang baru berumur 10 tahun yang melakukan pendakian bersama ayahnya.

Satu hal yang tidak aku lupakan-kebersamaan, keindahan alam, kebesaran Tuhan- tidak sepantasnya lah kita sombong pada alam juga pada sesama,karena kita hanya manusia yang kecil di hadapanNYA.

Danau Ranukumbolo.

Ranukumbolo

Tau lagunya Dewa19 yang judulnya Mahameru..nah..disitu kan ada lyric Ranukumbolo..ini dia Ranukumbolo hehe..airnya dingin banget terakhir kesana merasakan pagi hari dengan suhu mencapai minus 4 derajat .walaupun ada yang mengatakan bisa sampai minus nol derajat..tapi walaupun dingin aku pengen kesana lagi. aku rindu mendaki lagi.

-diambil dari “Song of the open Road”

Now i see the secret of making

of the best person.

it is to grow in the open air.

and to eat and sleep with the earth
http://www.princeton.edu/~batke/logr/log_082.html

—-

kami berpetualang bukan karena kebanggaan, bukan pula mencintai kematian, tapi kami berpetualang karena kami ingin belajar dan karena kami sangat menghargai hidup (M.A. Adia M)

Sharing is caring!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *