Cultural Festival 2011

selasa bulan juni lalu saya sempat  mengunjungi sebuah perayaan lintas budaya suatu perusahan minyak milik perancis di Balikpapan,perayaan tersebut bertajuk “Cultural Festival 2011”

Dalam perayaan yang di hadiri para ekspatriat tersebut. menyuguhkan berbagai ragam makanan, seni hiburan hingga baju tradisional dari tiap tiap daerah masing. Baik internasional maupun nasional. Event tersebut tidak hanya menghadirkan pertunjukan kesenian saja melainkan juga berbagai macam jenis makanan yang berasal dari berbagai daerah juga di hadirkan di event itu..

mulai dari Martabak Arab , Nasi campur afrika (saya sebutnya begitu- entah namanya apa) hingga panganan kecil  seperti Kerak Telor,Klapertart,Gulali, Salad  dan masih banyak lagi yang terdapat  di acara tersebut.

hanya beberapa makanan yang berbau keju saja yang tidak saya jamah. Maklum saya bukan penyuka keju.
Banyak pertujukan yang di tampilkan pada malam festival tersebut antaralain pagelaran lagu kolaborasi  daerah tarian kreasi daerah dsb.

big momma sampai menekukkan kakinya agar sejajar dengan saya – thanks momma 🙂

Africa.
Dalam festival tersebut mata saya sempat tertuju pada stan yang di jaga beberapa orang ibu berbadan tinggi besar, hitam dan berpakaian sedikit mencolok. Saya lalu mendekati stan tersebut yang ternyat merupakan stan negara Afrika. Melihat cara berpakaian dan postur tubuh yang tinggi besar dan unique. Saya pun tertarik untuk mencoba berfoto dengan mereka.

mulailah saya keluarkan jurus  bahasa inggris saya yang saya bisa.pada intinya saya minta ijin untuk berfoto bersama mereka..alhamdullilah ternyata mereka mengijinkan
Saya pun juga mencicipi beberapa masakan Afrika yang ada di stan tersebut. Saya tidak tau pasti jenis nama dari menu tersebut . Namun saya coba gambarkan disini apa yang tersaji di stan Afrika tersebut.

Pisang yang sedikit diasapkan lalu di tusuk serupa satai dengan cocolan sambal merah
Sayur seperti gulai singkong namun lebih di haluskan lagi
Ayam panggang kecap
Nasi berbumbu merah seperti nasi goreng dan Nasi putih  yang seperti nasi gurih namun berasa bumbu tidak terlalu kuat ( Ukuran nasi lebih kecil dari pada nasi biasa)
Lalu juga terdapat potongan pisang seukuran pisang ambon yang pada akhirnya saya tau masakan tersebut dimakan bersama pisang

Sharing is caring!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *