Amankah Mengajak Anak Bermain di Playground ?

beberapa waktu lalu beranda facebook saya sedang banyak yang membagikan sebuah video seorang bapak menendang anak laki-laki di sebuah playground salah satu mall di Jakarta, karena  si anak tersebut tanpa sengaja menyenggol seorang anak kecil dengan ayunan yang ia mainkan dan  membuat anak tersebut, yang sedang melintas di belakangnya terjatuh.

Via Giphy

Tidak hanya video di playground saja, saya juga melihat video kekerasan lain, tapi sepertinya tidak terjadi di Indonesia, seorang pemuda membanting seorang anak laki laki yang iseng menjahili dirinya di dalam bus. lelaki itu membanting dan menginjak bahu anak laki -laki yang menurut perkiraan saya usianya sekitar 7 tahunan, hingga tak berdaya.

Sedih rasanya,saya merasakan bagaimana jika berada di posisi mereka (orangtua), seandainya  anak tersebut adalah anak saya, saya juga akan sangat marah dan mungkin menangis.

Saya tidak akan membahas video pemuda yang membanting anak laki -laki di dalam bis tersebut, tapi tulisan saya akan sedikit banyak berpendapat tentang perilaku dan sikap orang tua ketika anak-anaknya bermain di playground yang jelas-jelas merupakan fasilitas umum, siapa saja bisa pakai dan siapa saja bisa bermain di sana.

Di video pertama yang merupakan hasil rekaman cctv, yang sudah beredar di medsos.memperlihatkan seorang anak laki-laki sedang bermain ayunan, beberapa orang menghindar ketika si anak laki-laki tersebut memainkan ayunannya dengan cukup tinggi, namun tanpa diduga seorang anak perempuan mungkin usianya sekitar 2 tahun, yang terlihat masih baru bisa berjalan melintas tepat di belakang anak laki-laki tersebut.

BAAAMM! anak perempuan tersebut terpental jatuh lalu menangis.

Si bapak yang merupakan orang tua si anak perempuan itu datang dan reflek menahan ayunan berikutnya untuk melindungi putri kecilnya, dengan kaki dan mengenai punggung anak laki-laki tersebut dari belakang , terlihat si bapak sangat emosi, melihat putri kecilnya terjatuh dan menangis.

Di video kedua, memperlihatkan bapak tersebut marah karena tidak terima putrinya tersenggol ayunan dan si ibu      ( yang memvideokan ) tidak terima juga karena sebagai orangtua, dia sama sekali tidak pernah memperlakukan anaknya seperti itu, apalagi sampai menendangnya.

Si anak balita itu menangis dan si anak laki–laki juga terlihat tampak shock, di dalam mall kedua orangtua yang saling merasa benar tersebut cek cok.

Saya kurang tahu akhir dari cerita viral ini apakah berakhir di jalur hukum atau tidak.

Tapi berdasarkan yang saya lihat, menurut saya kedua orangtua tersebut lalai, karena membiarkan anak mereka bermain begitu saja tanpa melihat keadaan lingkungan di sekitarnya, pemilik playground di mall tersebut bisa jadi juga salah, karena meletakan ayunan di tengah area dan tidak ada pembatas atau tanda besar yang jelas untuk membatasi area bermain berdasar usia anak.

Tapi yang terlebih salah lagi adalah si bapak yang menahan ayunan itu dengan kakinya sehingga mengenai si anak laki-laki, yang tidak tahu apa-apa.

Saya juga memiliki anak usia 3 tahun dan termasuk suka membawanya bermain di playground yang terdapat di mall, pertama kali mengajak anak saya ke playground ketika usianya 12 bulan, belum bisa jalan dan hanya duduk dan merangkak.

Bagi saya playground merupakan salah satu tempat untuk anak belajar bersosialisasi dan mengasah kemampuan motorik anak.

Namun saya sebagai orang tua tentu saja sangat khawatir, banyak anak-anak yang posturnya lebih besar dari anak saya,aktif berlari, melompat kesana kemari namun sayangnya tak banyak orangtua yang mengedukasi atau menasehati anak-anak mereka untuk lebih hati-hati dalam bermain.

Karena saya sadar bahwa anak saya belum sempurna berdiri atau berjalan dan khawatir akan tersenggol atau terinjak anak –anak lain, maka saya tidak pernah lepas mengawasi, selalu berada di sampingnya dan mengajaknya bermain di area yang cukup aman untuk usianya.

Terkadang juga tidak sedikit orangtua yang ikut-ikutan atau acuh tentang urusan permainan anak, seperti anak rebutan mainan hingga akhirnya main fisik hingga mencederai anak lain, lalu dianggap wajar oleh orang tua.

Orang tua tidak mau minta maaf apalagi mengedukasi si anak – yah namanya juga anak anak, harap maklum – gemeskan jadinya.

Kalau sudah begini yang bisa dilakukan sebagai orangtua adalah melindungi anak kita sendiri dengan cara mendampingi,mengawasi,mengedukasi dan mengarahkan ke permainan sesuai dengan usianya.

Kembali  ke kasus tadi.

Si ibu, yang mempunyai anak laki-laki berusia bukan balita lagi, yang sudah tidak selalu diikuti kesana kemari ketika si anak bermain di playground, harusnya bisa segera mengetahui, kalau merasa keaktifan anak bisa membahayakan orang lain di sekitar, sebaiknya jangan dibiarkan, cegah dengan memberikan nasehat dan arahan.

Sedangkan si bapak yang mempunyai anak batita / balita, sebaiknya lebih memberi pengawasan lebih terhadap putrinya, yang masih balita, jangan dibiarkan sendirian, tidak didampingi apalagi di area playground, yang ‘semua usia‘ bisa bermain di sana.

Anak kecil tentu belum paham tentang bahaya apalagi untuk  berhati-hati, kalau dirasa si anak mendekati bahaya segera lindungi.

Tindakan  tersebut juga tidak sepatutnya terjadi, anak laki-laki itu tidak tahu apa-apa dan niat si bapak untuk melindungi si kecil dengan cara menendang ayunan ( entah antara kekesalan atau niat menahan ayunan selanjutnya ) dari belakang dan mengenai anak laki-laki itu  juga tidak sepatutnya dilakukan, apa tidak shock dan terekam di ingatannya, bisa jadi menimbulkan trauma, apalagi banyak anak –anak yang mungkin saja melihat sikap bapak itu secara langsung.

Anak anak itu peniru ulung.

Seandainya si bapak sedikit tenang dalam menyikapi  dan lebih bijak dalam mengawasi, mungkin hal yang seperti itu tidak akan terjadi.

Mungkin akan lebih elok jika si bapak tersebut terlihat memeluk putrinya, menahan ayunan dengan badan atau tangannya ( bukan dengan cara menendangnya ), bisa sedikit menahan emosinya, memastikan putri kecilnya baik-baik saja, membicarakan semua dengan baik-baik.dengan menghampiri si anak laki-laki beserta ibunya.

Andaikata si bapak tidak mengedepankan gengsi, emosi dan saling koreksi diri, masih mungkin terjadi kata maaf antar kedua belah pihak, si anak akan belajar dan melihat bagaimana cara menghargai hak orang lain, berlapang dada untuk saling memaafkan dan mengakui kesalahan.

Baca juga : Tips Mengajak Anak Bermain Hujan

Berikut beberapa tips aman mengajak anak bermain di playground dengan nyaman

  • Pastikan kondisi anak sehat bukan dalam tahap penyembuhan / habis sakit
    Anak butuh istirahat bukan bermain, jika dalam kondisi tidak fit atau dalam tahap penyembuhan ada baiknya tidak mengajak anak ke arena bermain karena dikhawatirkan adalah anak akan mudah terpapar bakteri..
  • Awasi Anak
    Jangan tinggalkan anak tanpa pengawasan, apalagi jauh dari jangkauan dan simpan gadget kita agar lebih fokus mengawasi anak.
  • Perhatikan batasan usia permainan anak.
    Dampingi selalu anak ketika ia bermain dan arahkan ke permainan yang sesuai umurnya , guna menghindari anak terjatuh atau mencederai anak lain ketika ia bermain di permainan yang tidak untuk usianya.
  • Pakaikan anak dengan pakaian yang menunjang kegiatannya.
    JIka bermain di area outdoor ada baiknya sediakan topi, alas kaki yang nyaman dan lotion anti serangga dan jika bermain di area indoor lindungi kaki anak dengan kaus kaki dan tidak memakaikan anak dengan aksesoris baju yang berlebihan, sehingga mengganggu gerak tubuhnya atau mungkin membahayakan anak lain.
  • Pastikan area bermain aman dan bersih.
    Biasanya kalau mengajak anak saya bermain di area playground, saya selalu pastikan baik alas bermain, sudut-sudut, dan benda disekitarnya tidak berbahaya.
  • HIndari memarahi anak  di playground.
    Ketika anak berbuat  salah atau tidak mau pulang, sebisa mungkin hindari berteriak atau memarahi anak di area playground, selain membuat  anak kita tidak nyaman, kemarahan kita bisa membuat anak lain di sekitar menjadi takut, tentu tidak mau juga kita di cap orangtua yang menyeramkan.
  • Ajarkan anak menghadapi konflik sebelum bermain di playground
    Bermain di playground selalu saja ada kejadian seperti rebutan mainan saling dorong dll, jadi sebelum bermain ajak anak untuk membayangkan kondisi jika terjadi hal demikian dan cara apa yang sebaiknya dilakukan,Untuk anak kami yang masih berusia 3 tahun, biasanya saya masih terus mendampingi, jika terjadi konflik seperti rebutan mainan, maka arahkan anak untuk mengalah dan memilih permainan yang lain.
  • HIndari area playground yang ramai
    Saya selalu menghindari area playground yang ramai, apalagi jika hari libur, sehingga saya selalu mengajak anak ke playground di hari-hari biasa, selain harga lebih murah area playground juga cenderung tidak banyak anak yang bermain, sehingga dapat mengawasi anak dengan mudah.
  • Beri apresiasi
    Jangan lupa berikan apresiasi seperti, terimakasih, anak hebat dll. Ketika anak berhasil tertib dalam bermain, , apresiasi ini bagi saya membuat anak semakin termotivasi untuk selalu berbuat baik disetiap kegiatannya.

Membawa anak bermain di tempat umum seperti playground, orangtua juga harus siap dengan segala hal yang mungkin bisa terjadi, setiap kejadian yang terjadi pada anak, tidak jauh dari kelalaian kita sebagai orangtua, semoga kita bisa belajar dari kasus tersebut dan selalu bisa menjaga sabar untuk anak-anak kita dan juga menghormati hak orang lain di sekitar kita.

Orangtua juga sebaiknya tenang dan rasional jika menghadapi konfilk antar anak, jangan sampai hal-hal seperti di atas atau seperti di sini ( baku hantam di playground ) terjadi.

Ada yang punya pengalaman atau pernah melihat hal serupa seperti kasus di atas gak sih ? yuk berbagi

Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat.:)

Sharing is caring!

3 komentar untuk “Amankah Mengajak Anak Bermain di Playground ?

    1. yes mb, miris. buat pembelajaran kejadian seperti itu jgn sampai terjadi sama diri kita..terimakasih sudah berkunjung 🙂

  1. Makanya penting banget kesadaran diri anak & orang tua saat main di playground. Kadang anak saking serunya main, apalagi kalau sudah rame-rame suka nggak peduli dengan sekitar. Jadi ortu yang harus sering2 ngingetin dan ngawasin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *