Cerita Hujan

Aku tau kamu datang tak sendiri terkadang bersama saudaramu  si angin dan awan, kadang juga bersama kawanmu simatahari. Diiringi melodi gendang dari pak Guntur yang menggelegar dan bu kilat yang menyilaukan.

hujan1

 

Hujan hujan..
Ketika kamu datang banyak yang menghindar seperti enggan berjabat,
Ooh tapi tunggu dulu rupa nya ada juga yang menari nari mengamit bulir bulir air bening mu..tapi ada juga yang malas melihatmu dan  menutup mata dan berlindung di balik selimut tebal.

ahh andai pak kemarau datang mereka juga bingung mencari cari  kamu membujukmu merayumu untuk setetes bulir mu.

Tapi hujan tau kah kamu, bagiku lebih asyik menikmati mu, mendengar semua irama , menghirup aroma dari bulir bulir air mu yang mencium bumi, mendengar pak guntur dan bu kilat kompak bertepuk tangan buat kamu yang sukses membuat orang lari kocar kacir.

Dan selalu saja bu kilat mungkin lebih cepat dari pak Guntur..HAHAHAHAHA pak guntur kesal hingga akhirnya memukul gendang yang ia bawa sedari tadi dengan sekuat tenaga yang dia punya..JEDARRRRR..dan kamu pun terkikik…TIKTIKTIK..kadang terbahak… RSSSSSSSSHSSSSSS…

hujan hujan jangan marah, kemarilah minum bersama ku, sambil mendengar rinainya berirama, kamu ingin apa? teh hangat atau coklat panas?  ini ada sepiring pisang goreng hangat dan singkong rebus di lumur saus coklat.

Cerita apa kita hari ini..?

Allahuma soi yiban naa fi’a

Ditulis ketika hujan, minggu 10 februari 2013
( irama hujan ber-Dialong Dini Hari dibawah Payung Teduh)

Sharing is caring!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *