Naik Kapal Laut Surabaya – Balikpapan.

Naik Kapal Laut

Naik Kapal Laut Surabaya – Balikpapan. Cerita sebelumnya. Setelah kami mendapat konfirmasi bahwa e-tiket atau tiket online kapal laut kami sudah benar, maka selanjutnya kami tinggal menunggu hari keberangkatan.

Biasanya kami hanya naik kapal ferry kecil penyeberangan Gilimanuk –Ketapang. Itupun hanya satu jam saja. Ini pertama kalinya keluarga kecil kami naik kapal laut. Kapal jenis ferry besar, menyeberangi lautan luas, bermalam pula di atas kapal.

Di e-tiket kami tercantum waktu keberangkatan, Rabu 24 Juli 2019, jam 9 malam.

Seminggu sebelum keberangkatan, tiba-tiba handphone saya berbunyi. sebuah pesan sms masuk.

“Yth penumpang PT.DLU perubahan jadwal SUB-BPN tgl 24-07-2019 pukul 21:00 menjadi 25-07-2019 pukul 21:00. Info lebih lanjut hubungi kantor cabang PT.DLU terdekat terimakasih”

Ternyata jadwal keberangkatan Kapal Dharma Lautan Utama kami diundur.

Sedikit lega karena pemberitahuan jauh hari diinfokan. Tapi agak khawatir, semoga tepat waktu sampai di Balikpapan. Untung saja hanya diundur sehari, jangan sampai diundur lagi. Karena perjalanan ini dalam rangka menghadiri pernikahan saudara kandung.

Baca juga : Tips nyaman naik kereta api dengan balita

Berangkat Menuju Pelabuhan Tanjung Perak

Kamis pagi, 24 Juli 2019. Saya mengecek kembali tas-tas yang akan kami bawa .Sengaja hanya membawa dua ransel dan sebuah tas jinjing berisi camilan secukupnya. Agar tidak ribet ketika naik kapal nanti

Ba’da Magrib kami sudah bersiap berangkat. Grab yang kami pesan juga sudah tiba. Dari rumah menuju Pelabuhan Tanjung Perak memakan waktu 1 jam.

Tepat pukul 7 malam kami sudah tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Surabaya North Quay. Kok jadi terngiang lagu Tanjung Perak ya.

Kondisi pelabuhan sangat ramai. banyak penumpang duduk di luar dengan tikar atau alas seadanya. Tak sedikit pula penumpang yang membawa tas, kopor dan kardus berukuran besar lalu lalang.

“air..air buat bekal..tikarnya buk buat alas” beberapa penjaja air mineral dan alas tikar plastik menghampiri kami.

Kami berusaha mencari tempat check in tiket agar segera bisa masuk ruang tunggu.  Paling tidak, jika sudah mendapat ruang tunggu kami bisa duduk. karena kami melihat di dalam ruangan terdapat bangku kosong dan ruangan terlihat bersih dan sejuk.

Ternyata apa yang dalam pikiran saya meleset

Ngemper di Pelabuhan Menunggu Check-in

 “Belum dibuka pintunya pak..masih nanti sekitar jam 8 malam”

Owalah..ternyata mereka yang ngemper ini juga menunggu hal yang sama. Demi menunggu pintu ruang check-in terbuka. Kami akhirnya ikut duduk berbaur dengan para penumpang kapal dengan tujuan yang sama, Yaitu Balikpapan.

Naik Kapal Laut Surabaya - Balikpapan.

Ternyata suasana pelabuhan tidak sama dengan bandara. Para penumpang banyak yang ngemper. Jalanan penuh sesak, aroma sudah bercampur baur, rokok, parfum, keringat dan aroma makanan instan.

Tips : Bawa dan pakailah masker untuk melindungi kesehatan diri / anak dan pakai baju yang nyaman. AWAS COPET !

“Wah kalau kapalnya jam 9 paling angkat jangkarnya jam 12-an” celetuk seseorang, mungkin sopir pelabuhan.

Apakah kami akan lama menunggu di pelabuhan Tanjung Perak?

Menit demi menit berlalu. Akhirnya terdengar pemberitahuan dari pengeras suara.

Pintu ruang tunggu kapal telah dibuka. Menurut saya ini sangat berbeda dengan bandara. Antrian sungguh mengular panjangnya sarat barang bawaan penumpang yang besar –besar.

Emil 4 tahun, berada di samping, tangannya saya pegang agar jangan sampai terlepas. Satu tangan saya yang lain berusaha melindungi kepalanya dari ayunan dus serta tas-tas besar bawaan penumpang lain. Pak suami tepat berada di belakang.

Perlahan kami sampai dibagian ruangan pemeriksaan barang. Setelah sebelumnya menunjukan e-tiket sebagai tanda penumpang kapal ke petugas keamanan di depan.

 “iku mesin pemriksaan..mengko barang-barange di lebokno mrono”celetuk salah seorang bapak kepada seorang wanita di depan saya.

Kemegahan ,kenyamanan  dan keelokan desain ruang penumpang, bernuansa laut biru Gapura Surya Nusantara menurut saya tidak ada apa-apanya dengan bandara.

Antrian Check-in ticket kapal laut DLU Ferry

Menurut saya lebih nyaman bandara. Mungkin karena pada saat itu saya berada di tengah sesaknya para penumpang sarat barang bawaan. Menunggu lama pula sampai ngemper di terminal penumpang.

 “Mohon maaf mba..mesin nya lagi ga bisa scan barcode dari layar handphone. Langsung kasihkan ke petugas tiket di depan mba..ada nomor booking kodenya kan ? “ tanya petugas ticketing dengan ramah.

Tips: Jangan lupa bawa tanda pengenal / KTP dan tiket di tempat yang mudah dijangkau. Kalau perlu e-tiket dicetak juga. Buat backup.

Menunggu Lama Untuk Naik Kapal DLU Ferry

Kursi-kursi penuh. Sebagian mereka lebih memilih duduk di lantai. Ruang tunggu keberangkatan seperti lautan manusia. Untung saja sejuknya pendingin ruangan masih terasa.

Sayangnya di ruang ini tidak tersedia toilet, jadi harus jalan jauh keluar ruangan.

Setelah check-in, masuk ke ruang tunggu pemberangkatan

Jarum jam dipergelangan tangan mulai bergeser ke arah pukul 9 malam. Namun tidak ada tanda tanda keberangkatan. Para penumpang masih terus berdatangan dan masuk kedalam ruang tunggu keberangkatan Terminal Gapura Surya Nusantara.

Tidak ada perubahan di papan jadwal Kapal Dharma Lautan Utama di Pelabuhan Tanjung Perak, pun tidak ada pemberitahuan melalui pengeras suara.

Penumpang masih menunggu. Sebagian memilih tidur di lantai dan kursi. Sebagian lagi memilih menonton tayangan film Indonesia “yowis ben” dari televisi besar yang disediakan.

Perut mulai lapar, camilan dan minuman hampir habis. Kantin yang tersedia di ruangan tersebut, sudah tutup.

Disini saya paham kenapa banyak yang menjajakan air minum dalam botol besar, nasi bungkus dan karpet. walaupun nanti didalam kapal juga ada minimarket.

Akhirnya pak suami memilih keluar dan membeli air mineral botol untuk kami.

Tips : Bawa bekal makanan / camilan dan minuman yang cukup, jaga-jaga menunggu kapal sandar lebih lama dari waktu yang terjadwal

Cukup melelahkan, Emil sudah tertidur di pangkuan saya sedangkan Pak suami masih melanjutkan membaca di kursi tunggu.

Antrian Naik Kapal DLU Ferry Yang Berjubel

Astaga..hampir 5 jam kami di pelabuhan!

Lewat jam 11 malam. Petugas pintu  menginstruksikan penumpang untuk membagi antrian menjadi 2 garis. Berarti hampir 5 jam kami di pelabuhan.

“Mohon para penumpang wanita, lansia dan anak-anak didahulukan..melalui pintu sebelah kanan, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan”

Para penumpang membuat 2 garis antrian. Lansia, wanita dan anak terpisah

Serentak ratusan penumpang bergerak berdiri.

Jujur saja ini buat saya sedikit kaget hahaha. Apalagi ketambahan suara-suara keras penumpang yang gak sabaran.

“AYO CEPAT..CEPAT WOII!!” .

Ini kalau terjadi tawuran antar penumpang bagaimana. Untung banyak penumpang yang sabar.

Saya masih berusaha duduk tenang di kursi. melihat antrian manusia berdesak desakan. Satu dua anak kecil nangis di gendongan ibunya.

Baca juga : Naik pesawat dengan balita 2,5 th

Gimana di dalam kapal ini. Duh!

Pihak pelabuhan menyediakan kereta kelinci kelap kelip sebagai angkutan khusus ibu dan anak. Gratis.

Kalau di bandara ada bis penumpang yang mengantar kita sampai tangga pesawat.

Ada photonya tapi sangat ngeblur. jadi gak usah ditampilin saja ya :))

Catatan : Kalau kalian sudah ambil tiket kelas di Kapal DLU. Kalian bisa sedikit santai. Karena inshallah kamar kalian aman. Sesuai tercantum di tiket. mereka yang berjubel tersebut biasanya berebut tempat di kelas ekonomi atau bisa juga ngemper di koridor kapal. memilih tempat ter-pewe.

“Kita gak usah ikut berjubel di antrian..belakang-belakang saja. Ikutin mbak itu dia ambil kelas yang sama kayak kita “ informasi pak suami sedikit melegakan saya.

Tiket Kelas. Santai Saja Naik Kapal.

Si mbak yang dimaksud pak suami ini adalah seorang penumpang yang bepergian bersama 2 orang anaknya. Sudah 2 kali dia naik kapal DLU dan selalu ambil kelas. Semua tiket dia beli melalui aplikasi DLU Ferry

Catatan : Seperti yang saya ceritakan sebelumnya. Walaupun aplikasi ini masih perlu banyak perbaikan. Saya rasa cukup membantu kok.

“Belakangan aja Mba naiknya. Nanti sampai dalam kapal langsung ke lobi informasi buat tukar kunci” kata si Mbaknya lagi.

Walaupun tadi kami tidak ikut antrian berdesakan. Tapi kami juga ikut merasakan bejejalan di escalator kapal. Padat merayap. Depan belakang kami orang dan barang besar-besar ukurannya.

Tangga eskalator kapal dimatikan karena sesak penumpang
Dek kapal
Susana dek atas kapal. sebagian penumpang ngemper di sini

Di lantai kapal sama saja, kami tidak leluasa bergerak. Sudah banyak hamparan karpet dan kardus untuk alas tidur penumpang. sehingga membuat kami kesulitan bergerak.

“Owalah aku kok dikongkon lungguh kene to” ketika saya lirik seorang ibu tua duduk berjongkok di samping bak sampah, sepertinya menunggu kurir memilihkan tempat nyaman untuknya.

Tips : Bawa barang sesimple mungkin, kalau bisa bukan jenis tas kopor karena sudah pasti kopor akan kalian gendong naik ke atas atau mengganggu orang orang yang duduk di lantai kapal. kecuali sewa kurir.

Informasi kapal laut
Lobi informasi, di sini penumpang berjejal. sebagian mengantri kunci sedangkan yang lain tidur di lantai kapal.

Hampir satu jam saya mengantri di lobi informasi kapal untuk menukar kunci. Selesai mengantri kami langsung diarahkan ke kamar kelas 1. Tidak lupa 3 botol air mineral ukuran sedang, sebagai servis.

Baca juga : Tiket pesawat mahal kami pilih naik kapal laut

Waktunya istirahat di Kamar Kapal

Alhamdulilah..sungguh lega kami masuk kamar. Kami masuk ke dalam kamar kapal sepertinya menjelang tengah malam dan langsung tertidur.

Badan lelah berjam-jam menunggu kapal sandar, berjejal, mengantri kunci. Terbayar dengan suasana kamar kapal yang nyaman, bersih, sejuk dengan kasur yang empuk.

Catatan: sebelum menukar kunci siapkan terlebih dahulu tiket dan tanda pengenal. Kemudian serahkan uang sebesar Rp. 100.000 untuk jaminan. Uang ini akan dikembalikan ketika kapal sampai ditujuan.

Kelas 1 DLU ferry
Kelas 1 DLU Ferry – 2 single bed,1 sofa dan Kamar mandi dalam

30 jam kedepan kami akan menghabiskan waktu di kapal DLU ferry ini. apa saja sih fasilitas Kapal Dharma Lautan Utama ini. tulisannya ada di postingan selanjutnya ya.

Jadwal kapal di tiket jam 9 malam. Kami naik ke kapal jam 11 malam. Berhasil masuk ke kamar menjelang tengah malam. Kapal berlayar sekitar pukul setengah 4 pagi.

Selamat beristirahat.

(^_^)

Sharing is caring!

7 komentar untuk “Naik Kapal Laut Surabaya – Balikpapan.

  1. wah antara jadwal check in dengan berlayar jauh sekali ya mbak, memang jauh sekali dengan bandara. kalau pesawat yang ditampilkan jadwal pesawat take off jd harus checkin 180 menit sebelum keberangkatan.

    untungnya begitu sampe di kamar, fasilitasnya nyaman seperti kamar hotel ya

    saya sendiru belum pernah naik kapal begini mbak, makasih sharingnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *