Tahun 2015, sebulan sebelum kelahiran, orang tua saya dari Balikpapan datang. Salah satu tujuannya adalah memenuhi undangan keluarga besar yang merayakan pernikahan anak bungsunya di Blitar, sekalian juga menengok saya yang sedang hamil .
Itulah kenapa bapak dan ibu saya tidak bisa menemani saya ketika melahirkan, mereka sudah duluan datang sebulan sebelum kelahiran.
Karena bapak dan ibu ingin sedikit berlama lama di rumah saya, jadilah waktu berkunjung ke sanak saudara di Blitar di percepat.
Hari ini datang dari Balikpapan, lusa berangkat ke Blitar.
Sebelumnya saya sudah disarankan orang tua, gak usah ikut, alasan utamanya ya karena saya sudah hamil besar saat itu.
Dalam hati, duh mak masih 8 bulan, masih jauh dari HPL ( hari perkiraan lahir ), lagian saya juga diundang sama bulek kepernikahan anaknya, seneng donk.
Masa tidak datang, itung itung sekalian jalan-jalan juga, kan sumpek di rumah terus..hehehe.
Ibu hamil perlu refreshing juga lho, biar pikiran lebih segar, rileks, terhindar dari rasa resah gelisah dan lebih sehat untuk menyambut persalinan yang semakin dekat.
Berusahalah saya membujuk mereka, toh di sana nanti juga gak banyak aktivitas yang dikerjakan dan lebih banyak menikmati suasana pedesaan.
Mungkin karena kasihan dan dianggap permintaan si jabang bayi, akhirnya diluluskanlah keinginan saya ikut perjalanan ke Blitar.
Yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan perjalanan, dengan kondisi hamil :
- Cek kesehatan terlebih dahulu, jika memang tidak memungkinkan maka jangan dipaksakan.
- Ada baiknya membawa catatan medis, ini sekedar untuk berjaga jaga bila memerlukan pertolongan medis.
- Pilih Tranportasi yang nyaman, saya memilih mobil karena karena perjalanan darat jadi bisa berhenti sewaktu waktu untuk beristirahat.
- Membawa bantal untuk sandaran pinggang dan leher.
- Gunakan alas kaki yang nyaman dengan alas sepatu / sandal yang rata dan tidak licin + kaos kaki
- Pakailah pakaian yang nyaman dan longgar, jika pakai celana pilihlah celana khusus ibu hamil dan hindari baju model jumpsuit.
- Bawa biskuit / snack yang bergizi + air minum untuk menghindari perut kosong dan dehidrasi.
- Sediakan obat obatan dan vitamin.
- Berdoa, rileks, jangan tegang dan berpikirlah positif
Dan duduklah saya dengan manis di kursi mobil, yang membawa kami berempat, bapak, ibu saya dan suami menuju rumah kelahiran ibu saya, Wlingi kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Bagaimana rasanya hamil besar dan melakukan perjalan lumayan jauh, sekitar 6 jam?
Lumayan berat saudara, tapi hampir tak terasa karena dibarengi hati yang riang gembira.
apalagi di sana saya dapat bonus, bonus jalan jalan ke makam Bung Karno.
Hiih..ibu hamil kok jalan-jalan ke makam? Ga takut?
Makam Bung Karno
Kalau kita mendengar kata makam, yang ada di benak kita pasti suasana pekuburan yang sepi dengan batu batu nisan berderet di atas tanah .
Ya memang tidak salah, namun makam Bung Karno yang merupakan presiden pertama Indonesia ini, sangat berbeda jauh dari suasana makam pada umumnya.
Makam ini terletak di kota Blitar saya lupa letak persisnya, maklum sudah lama sekali dan saya baru menuliskannya sekarang. Jadi maafkan jika informasi yang ditulis tidak terlalu mendetail.
Pintu masuk menuju makam Bung Karno ini, dimulai dengan bangunan megah perpustakaan dan museum, dengan patung besar Bung Karno yang sedang duduk membaca buku, patung ini terletak diantara kedua bangunan tersebut.
Pintu masuk ini lah yang menghubungkan jalan menuju ke sebuah gapura tempat dimakamkannya presiden pertama Republik Indonesia.
Kompleks pemakamam ini jauh dari suasana sepi, walaupunn saat itu belum terlalu ramai, namun sudah terlihat aktivitas para pedagang yang menjajakan barang dagangannya, mulai dari makanan, minuman sampai souvenir, ditambah lagi kunjungan para peziarah yang datang silih berganti.
Biasanya para peziarah ini datangnya berkelompok, jadi ada baiknya kalau berkunjung ke sini pilihlah waktu yang tepat.
Walaupun panas mulai menyengat, saya yang sedang hamil besar ingin sekali masuk mendekati areal pemakamannya, tapi sayang nya tidak bisa, sepertinya sih ada kegiatan yang sedang berlangsung di sana, sehingga saya hanya berdiri dan sekedar berphoto di samping gapura saja.
Setelah berphoto di samping gapura makam, kami berjalan kembali ke arah pintu utama dan masuk ke dalam museum, di dalam terlihat beraneka photo dokumentasi Bung Karno semasa hidupnya, beberapa barang yang pernah dipakai beliau, seperti tas dan jas juga ikut dipajang.
Ada juga lukisan besar yang konon katanya kalau diperhatikan dengan seksama mempunyai denyut jantung tepat di dada kiri Bung Karno.
Tapi saya kok gak merasakannya, ya sudah lah.
Karena kaki sudah lelah, perut terasa semakin berat, pengunjung makam sudah semakin ramai, saya tidak berlama lama mengitari seluruh area makam, dan saya putuskan untuk pulang, sehigga saya tak sempat mencicipi aneka makanan khas yang ada di sana, huhuhu..lain kali saja ya nak.
Penting, Jangan memaksakan diri di luar batas kemampuan, karena tidak ada manfaatnya
Sambil mengelus perut saya membatin.
“ Semoga kamu punya jiwa gagah berani dan cerdas seperti Bung Karno “
—
Nah Ibu ibu hamil, jangan takut untuk traveling ya, jangan sendirian ada baiknya bersama suami atau keluarga, pikiran tenang hati senang dan plus dapat perhatian lebih..hihihi.
Saya pernah nih mba travelling saat hamil. Tapi kok gak pernah kepikiran persiapan ya mba kalo mau kemana-mana. Gak boleh ditiru nih cara saya. Mikirnya gini, yang penting masih jauh dari hpl aja udah dan jangan mikirin yg jelek-jelek. Padahal juga hamil besar. Hahaha…
hahaha..saya juga spontan aja saat itu mba, pokoknya hpl masih lama dan gimana caranya bisa jalan jalan dengan nyaman dan tenang, bissmilah 🙂