Anak Lancar membaca. Hari itu Saya sedang mengobrol dengan adik saya via WA. Biasalah obrolan mengenai keluarga dan obrolan dia yang kangen dengan ponakannya di Sidoarjo. Emil.
Obrolan tersebut terus berlanjut sampai suatu ketika dia ber cerita mengenai ponakannya yang lain, yang menurut dia sulit sekali kalau diajak untuk belajar membaca. Lebih suka bermain dengan gadgetnya. Membacanya pun masih belum lancar.
Muncullah rentetan pertanyaan dari adik saya ini. Mungkin setiap dia minta kirimkan foto Emil saya selalu kirimkan foto Emil yang lebih seringnya berkegiatan dengan kertas atau buku/majalahnya di samping nontonin youtube dari gadgetnya.
“Emil kok bisa senang kalau diajak baca buku Mbak? Emil udah lancar mbaca ya Mbak, gimana caranya sih?”
Seketika otak saya mencoba merunut. Karena apa yang saya lakukan ke Emil, hanya berdasar keinginan saya agar Emil tidak terlalu nempel dengan gagdetnya.
Demi memberikan informasi yang runut akhirnya saya ceritakan saja kegiatan / kebiasaan kami, yang mungkin ini penyebab Emil menyukai buku dan bisa lancar membaca dengan cepat.
Perkenalkan dengan Buku dan Abjad ( A-Z ) Sejak Dini. Bukan Mengajarinya Membaca.
1. Memperkenalkan Anak dengan huruf sejak Dini. Kelilingi anak dengan buku.
Sejak usianya belum genap 2 tahun, Emil sudah saya belikan buku jenis bantal dan poster murah meriah. Buku itu saya letakkan gitu saja di depannya. Walaupun dia lebih senang memainkannya ( acak acak) beberapa poster abjad warna-warni juga saya tempel di dinding kamar. tujuannya agar dia melihat bentuk bentuk abjad tersebut. Sesekali saya membaca di depannya sambil memperkenalkan huruf.
Baca Juga : Mengenalkan Buku ke Balita
Kebiasaan mengelilingi Emil dengan buku, majalah dan poster abjad tersebut. saya teruskan hingga sekarang.
Nanti deh saya ceritakan koleksi buku dan majalah yang Emil punya. Semua serba murah meriah
2. Sempatkan masuk ke perpustakaan atau toko buku
Setiap kami ke Mall atau kami ingin menyenangkan hati Emil sebagai reward misalnya. Kami selalu tawarkan dan ajak dia masuk ke toko buku.
Dia bebas memilih buku kesukaannya. tentunya dengan jumlah terbatas 1- 3 buah buku. Bangkrut lah kantong mamak ini kalo seluruh isi toko dibeli..hihihi.
Belajar Membaca Dengan Asyik
3. Anak Lancar Membaca Tanpa Mengeja
Suatu ketika kami masuk ke toko buku. Waktu itu usia Emil mulai menginjak 3 tahun. ada satu rak yang menjadi perhatian Emil. Saya pun memperhatikan deretan buku yang ada di rak tersebut. Ada satu jenis buku yang sebetulnya diperuntukan untuk anak PAUD dan TK. Karena gambar, bahan dan isi buku bagus menurut saya. saya pun mengambil buku tersebut.
Dari buku inilah awal mula kami mengajarkannya membaca selain pengenalan huruf melalui poster tempel.
4. Kertas cepat
Dilakukan ketika Emil sudah mulai hafal dengan huruf A hingga Z. mungkin bahasa akrabnya flash card ya bu ibuk?.
Namun karena kami hanya menggunakan kertas bekas yang ditulis dengan pensil, kami sebut saya Kartu Cepat. Jadi Bapake Emil menulis di robekan kertas. Di kertas tersebut tertulis beberapa suku kata konsonan (B-Z) yang diikuti huruf vocal ( A,I,U,E,O ).
Contoh : Ba, Bi, Bu, Be, Bo
Misal di selembar kertas tertulis kata BA Kertas itu di angkat dan selama maksimal 3 detik. Jadi selama 3 detik itu Emil harus segera membacanya dan melafalkannya dengan nyaring. lakukan berulang-ulang. Sampai dia hafal dan terbiasa dengan suku kata tersebut.
Setelah Emil terbiasa dan mulai hafal. Potongan kertas tersebut ditambah lagi dengan suku kata lain dengan variasi di belakangnya. Tekniknya juga sama, dilakukan dengan cepat dan nyaring. Sampai terbiasa.
Contoh : BA-JU , BA-TU, BA-RU dst.
Permainan ini dilakukannya sangat sebentar kurang dari 5 menit. Setelah itu anak bebas bermain dengan mainannya atau melihat tontonan kesukaannya.
5. Mengenalkan huruf mati.
Setelah Emil paham dengan huruf hidup. Kami mulai memperkenalkan huruf mati disertai konsonan. Untuk hal ini bisa melalui buku Emil yang sudah saya sebutkan di atas.
Semua dilakukan dengan cara bebas. Tidak dipaksakan. Suka suka bocah lah.
6. Membacakan buku cerita dengan asyik.
Karena Emil sudah bisa membaca. Saya menerapkan membaca bergantian dengannya. Seperti halaman pertama saya. halaman selanjutnya dia. Atau jika buku / majalah tersebut terdapat tokoh, maka saya dan Emil bermain peran membaca, sesuai tokoh yang ada dibuku tersebut.
Pilih buku dengan ilustrasi yang menarik dan cerita yang sederhana dengan ukuran dan jenis font yang mudah terbaca. hindari tulisan yang kecil dan rapat.
Baca juga : Menumbuhkan minat baca anak dengan dongeng
Tentunya memakai intonasi dan efek suara / suara-suara yang menghasilkan bunyi juga dibaca ( HUH, WUZZZZZ, BUUUKK, KRIIIING dst.)
Tidak selalu saya yang meminta dia membaca cerita. Lebih seringnya dia yang meminta saya untuk membacakan cerita. Untuk sekedar dia dengarkan atau membaca bersama.
Idealnya sih orang tua bisa setiap hari ( 10 – 15 menit ) membacakan buku cerita untuk anaknya. Namun saya hanya Mamak biasa yang juga mood-moodan. Kalau lagi bagus dan gak malas, saya bacakanlah buku cerita ke Emil.
7. Membaca di mana saja, apa saja dan membaca sekeliling ( membaca tidak biasa )
Nah ini, dirumah banyak brosur-brosur bertebaran Brosur brosur yang terkumpul di rumah, tersebar di lantai dan meja. membuat Emil penasaran untuk membacanya.
Mungkin karena terdapat beraneka warna dan bentuk. Membuat dia penasaran.
Selain itu plang / papan, baliho dan apapun tulisan yang memungkinkan bisa di baca di jalan-jalan dan tulisan bergerak di stasiun misalnya tak luput kami ajak dia membacanya.
Atau bisa juga dengan melihat benda-benda yang terdapat di sekeliling misal jam berbentuk ‘O’ atau roti tawar atau potongan biscuit menjadi hurup “C” dll. cara tersebut saya juga terapkan dalam pengenalan angka.
Opini.
Saya bersyukur Emil termasuk anak yang tidak sulit diajari membaca.
Dari semua cara yang saya lakukan di atas mungkin tidak semuanya ideal untuk sebagian ibuk ibuk.
Memang anak bisa membaca diusia 4 tahun dengan anak bisa membaca di usia 5 atau 6 tahun tidak ada bedanya.
Namun jika anak sudah siap dan mulai muncul ketertarikan kenapa tidak diajarkan sejak dini. apalagi jika pelafalan/pengucapan anak sudah sangat jelas. Kenapa harus dilarang sampai usia mereka ideal untuk belajar membaca?
Kalau menurut saya sih, anak JANGAN DIPAKSA. jangan sampai ia merasa terpaksa. tapi pancing mereka untuk penasaran, kemudian ajarkan dan jelaskan dengan cara yang fun.
Sampai sini dulu postingan cerita saya tentang mengenai cara asyik anak lancar membaca. kalau buibuk bagaimana ? apakah punya cara lainnya? komen di bawah yaa.
Saya berharap semoga Emil dan anak-anak lainnya tumbuh menjadi generasi berliterasi yang baik.
Terimakasih sudah membaca.:)
Makasih ilmunya, Mbak.
Seneng ada yang bisa sharing cara ngajak anak suka membaca.
Kebetulan anak saya sudah dua tahun dan butuh cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dia. ^^
sama sama mbak . terimakasih kembali 🙂